Klasifikasi Citra
Klasifikasi Citra
Klasifikasi citra
digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti perbedaan pada nilai warna. Perbedaan warna ini dimulai dari
0 – hingga gradasi warna. Semakin banyak klasifikasi citra, maka semakin banyak
warna yang digunakan dan semakin bagus pula hasilnya. Pada
umumnya Klasifikasi citra digital terbagi ke dalam dua
jenis, yaitu supervised dan unsupervised. Namun pada umumnya yang digunakan adalah klasifikasi terselia supervised karena lebih terpercaya..
Klasifikasi supervised dapat didefinisikan
sebagai pengelompokan nilai warna yang telah terintegrasi oleh data survei
secara primer, semisal data mengenai vegetasi, kawasan, pola lahan terbangun.
dan sebagainya.
Menurut Projo Danoedoro
(1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis secara intensif,
dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra
(training area). Sehingga pengambilan
sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola spektral pada setiap
panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk
mewakili suatu objek tertentu. Sedangkan unsupervised merupakan pengelompokan warna
yang belum terintegrasi. Unsupervised dapat dijadikan sebagai data sementara
atau awal untuk keperluan tertentu semisal studi., selanjutnya untuk
meningkatkan keakuratannya perlu dilakukan pengecekan di lapangan (ground check) apakah yang telah
terklasifikasi sesuai atau tidak.
Jika dilihat dari
kedua klasifikasi citra tersebut hampir memiliki kesamaan terutama pada
manfaatnya yang mengelompokan pixel. Kedua klasifikasi dapat saling mendukung
untuk melakukan kegiatan penelitian, seperti morfologi kota yang mempelajari
tentang perkembangan kota yang diukur dari tutupan lahannya. Adapun langkah untuk melakukan klasifikasi
citra yang akan dijelaskan pada bagan sebagaimana berikut:
Gambar 1. Langkah
Klasifikasi Citra
Sumber: Perkuliahan dan Praktikum PCD serta
Pemahaman Penulis
Penggabungan band pada umumnya disebut dengan composite band yang mana bertujuan untuk
menggabungkan band dan memanfaatkannya sesuai sensornya pada 1 data raster
citra. Kemudian sharpening
merupakan langkah persiapan
analisis citra dengan cara mempertajam resolusi
citra. Operasi ini dilakukan dengan cara melewatkan citra
pada highpass-filter. Highfilter akan memperkuat komponen yang
berfrekuensi tinggi dan menurunkan komponen berfrekuensi rendah. Berdasarkan kemampuannya kedua klasifikasi citra
memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a.
Keunggulan:
1. Supervised
·
Lebih akurat karena
telah didasari oleh data survei primer
·
Dilakukan secara
otomatis
·
Klasifikasi sesuai
dengan masukan data dalam daftar fungsi
2. Unsupervised
·
Tidak membutuhkan
pengetahuan awal yang detail mengenai daerah pengamatan.
·
Kemungkinan terjadi
human error dapat dikurangi
·
Kelas yang unik
diidentifikasi secara tersendiri pada pixel yang mewakili kegiatan atau fungsi
b.
Kekurangan:
1. Supervised
·
Membutuhkan kemampuan
tenaga survei untuk identifikasi secara langsung ke lapangan
·
Biaya yang sangat mahal
·
Besar kemungkinan
terjadi human error
·
Membutuhkan
pengetahuan awal pada wilayah survei
2. Unsupervised
·
Hasil sangat
ditentukan oleh kualitas citra
·
Biaya yang cukup
mahal untuk pengadaan citra
·
Kesalahan intepretasi
rona, tekstur dan pola masih sangat tinggi
SUMBER
Perkuliahan
Pengolahan Citra Digital 2015
Mustawa Yooga, Aziz
Lukman Praja Abdul Azizah Juariah Neneng. 2015 Klasifikasi Citra (Supervised
Dan Unsupervised). Kota Bandung. UNISBA.
Praktikum PCD 2015.
2015. Modul Praktikum Pengolahan Citra Digital. Kota Bandung. UNISBA
Wikipedia. 2015. Resolusi Gambar. http://id.wikipedia.org/wiki/Resolusi_gambar. Diunduh pada tanggal 31 Mei 2015, pukul 20.05 WIB.
Untukku.____. Pengertian
Resolusi. http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-resolusi-untukku.html. Diunduh pada tanggal 31 Mei 2015, pukul 20.40 WIB.
No comments:
Post a Comment